Sunday, December 1, 2013

ketik-ketik mumpung di depan lepy...


denger lagunya peterpan jadul judulnya tak ada yang abadi, gini nih liriknya.....


takkan selamanya tanganku mendekapmu
takkan selamanya raga ini menjagamu
seperti alunan detak jantungku 
tak tertahan melawan waktu 
dan semuanya keindahan yang memudar
atau cinta yang telah hilang
tak ada yang abadi.......



lirik itu mengingatkanku saat itu, menjalani pendidikan profesi di salah satu RS, bangsal penyakit dalam tepatnya. 

stase keperawatan medikal bedah, orientasi awal di bangsal interna. kuayunkan kaki dari ruang diklat menuju ruangan yang hendak menguji kemampuanku kala itu, melewati selasar rumah sakit menuju bangsal dengan obrolan ringan bersama kawan satu team ku... sebuah senyuman manis menyapaku dan menyambutku, sungguh menyejukkan kalbu dan senyuman itu memaksaku untuk menarik ujung-ujung bibir supaya membalas senyuman manis itu.

masih terkait senyuman, senyuman itu bukan bersal dari teman sejawat mahasiswa perawat, koas, ataupun resident ganteng atau cantik. yang mungkin umum saat di RS tsb. senyuman itu milik seorang wanita renta. beliaulah yang tanpa sadar telah memberikan sugesti untuk semangat tahan dengan keadaan yang penuh dengan pressure...

wanita renta itu, duduk di lantai selasar bangsal dipojok dengan bungkusan kecil isi mi goreng, dengan berbusana kebaya plus jarik khas wanita jawa sesungguhnya. 

tanpa sungkan langsung menawariku makan dengan sapaan ibu... ya Allah mendengar panggilan bu, itu rasanya spesial sekali, sempat terbersit dalam hati semoga kelak aku bisa menjadi ibu yang pintar dan menjadi teladan bagi anak-anakku dan juga ibu-ibu yang bijaksana sayang orang tua suami dan keluarga... aminnn... hehe (nyambung nggak??)

sosok renta itu aku kasih nama mbah putri aja ya..
mbah putri adalah istri mbah kakung yang sedang opname di bangsal interna, mbah kakung terdiagnosa pneumothorax.. sering batuk, dan juga sudah benar-benar lemah untuk bergerak. tapi yang membuat ku heran adalah jadwal si embah kakung tiap pagi adalah dede (istilahnya berjemur) di selasar ruang interna untuk menghirup udara segar dan menghangatkan diri dengan sinar matahari lengkap dengan genggaman lembut tangan sang istri yang tak pernah terlepas hingga berjemur usai.

selama berjemur mereka berdua asik bercerita hingga pernah suatu kali mbah putri tertawa hingga mengeluarkan air mata karna tak kuasa menahan tawa ketika mendengar cerita lucu dari mbah kakung #maybe. hehe

melihat mbah putri menangis hingga keluar air mata, mbah kakung dengan kondisi lemahnya tetap mengusap air mata dari sudut mata mbah putri dengan tangan keriput dan tatapan hangatnya. kala itu aku haru sekali dan mewek tiba2 hingga nangiss deh... karna terharu... huahuaaaaa... co cuiittt.. soalnya habis ngusap air mata mbah putri, mbah kakung kembali mendekap ert tangan mbah putri LAGI... *hebaaatttt kan???

aku goda deh kebersaam mereka waahhh... mesranya.,... jadi iri dehhh.... hehhee ngerjain orang tua (gak sopan) plaakkk!! haahaa
mbah putri jawabnya gini, mboten menapa to bu, wong kula kalian mbah kakung mboten ngerti ngantos kapan saget gandengan ngeten, (ndak papa bu, orang saya dg mbah kakung nggak tau sampai kapan bisa bergandengan gini), belom tentu besok kita berdua masih hidup.. karena sudah menjadi istri, jiwa raga ini untuk suami bu. belum tentu juga kita bersama terus... sak kabehane mboten wonten sing sareng terus... 

si mbah putri juga berkata intinya gini kalau bisa sakitnya suami saya di berikan 3/4 untuk saya saja bu...
beliau-beliau ini hebat... menjunjung tinggi kesetiaan......  *sekilas intemezo..... ^_^


 

No comments:

Post a Comment